Semua mahluk tunduk dan  memuji kebesaran Sang Ilahi Rabbi, tak terkecuali para Malaikat dan Bidadari Surga.

Cerita dalam novel ini mengisahkan sosok seorang pemuda yang sangat berani, namanya Raka. Ia melakukan penelitian Magisternya di tempat suku terasing, yaitu suku ‘Polahi’ atau suku Pelarian yang mendiami hutan Humohulo tepatnya di bagian barat Bumi Serambi Madinah. Di tempat inilah Raka bertemu dengan seorang gadis berparas cantik dan lembut bak bidadari, namanya Hashima, gadis keturunan Canada. Gadis yang tumbuh dan besar di hutan belantara ini begitu baik dan perhatian serta menghargai tamu yang datang, tak  terkecuali Raka. Hingga akhirnya iapun jatuh cinta pada pemuda yang ganteng dan cerdas ini. Melihat kedekatan Raka dan Hashima, maka kepala suku ingin mengawinkan Raka dengan putrinya. Raka hanya bisa tersenyum mendengar permintaan sang kepala suku. Selama penelitian di tempat suku terasing ini, begitu banyak hal-hal ganjil yang temuai Raka, diantaranya perkawinan sedarah. Usai penelitian, Raka harus keluar dari hutan Humohulo, meninggalkan titisan bidadari suku terasing yang mencintainya untuk  kembali ke Kota. Dalam perjalanan kembali ke Kota, ia sempat singgah di sebuah  Desa terpencil, di Desa ini terbentang sebuah sungai. Raka sempat turun dan mencuci wajahnya di sungai ini. Tapi tiba-tiba ia melihat buah jambu sedang hanyut di sungai, lalu dipungut dan dimkannya.  Raka tak sadar, bahwa jambu yang ia makan ada pemiliknya, maka ia cari pemilik kebun jambu. Setelah ketemu, ia meminta maaf agar sang pemilik pohon jambu itu mengikhlaskannya. Tapi rupanya pemiliknya tak mau mengikhlaskan, kecuali Raka harus menikahi anak gadisnya yang cacat fisik. Lantas apakah kedua orang tuanya merestui pernikahan ini, dan bagaiamana hasil penelitian dan kelanjutan kuliah Magisternya?. Inilah yang membuat Raka pusing tuju keliling.